Jumat, 09 Desember 2011

The Real Life

Hari ini dapet pelajaran hidup yang berharga dari seorang  penyandang cacat cerebral palsy sejak lahir. Ceritanya membuat airmataku menetes dan menyadari bahwasanya masih banyak orang yang kekurangan dengan cerita hidup yang menyedihkan di luar sana. Ya Allah ampuni aku yang tak pernah bersyukur akan kasih sayangmu dan karuniamu. Q akan bagi cerita ke temen-temen semua, semoga bisa membuat kita bisa lebih memaknai hidup dengan kehidupan kita yang sempurna dibandingkan mereka yang memiliki kekurangan fisik.
Walaupun hidupnya selama 22 tahun tak pernah diakui sang ibu, Agus begitu panggiilannya selalu berusaha untuk bisa menjadi anak yang bisa membuat bangga orang tuanya. Agus adalah anak pertama dari 4 bersaudara. Dan kini sedang belajar di  BBRSBD Solo. Sedangkan dia sendiri tinggal di Bontang Kalimantan Timur.
Agus memiliki kelebihan dalam berkarya membuat puisi dan juga dalam olahraga. Pernah suatu kali mengikuti lomba baca puisi di Bali dan mendapatkan juara dengan hadiah 20 juta rupia dan semua uangnya diberikan seluruhnya ke ibunya. Dan seperti yang dulu, ibunya tak pernah bersyukur memiliki anak seperti Agus, “ibu saya itu ga pernah bersyukur”, begitu ungkapnya. (UMS 10/12/2011). Bukan hanya sampai disitu usahanya untuk bisa membuat ibunya melihat dia. Agus mengikuti PORCANAS (Pekan Olahraga Cacat Nasional) di Surabaya dan kini dengan hadiah yang lebih besar 150 juta rupiah, namun entah mengapa dia hanya menerima setengah dari itu yaitu 75 juta rupiah.  Dan betapa cintanya Agus pada ibunya, semua uang itu diberikan lagi seluruhnya pada ibu tersayang. Namun apa yang terjadi? Ibunya malah pergi meninggalkan Agus dengan uang yang diberikannya itu, dan Agus tak tahu dimana keberadaan ibunya tersebut. “Ibu saya tidak tahu sekarang saya ada dimana!”, begitu ucapnya.
Dari kecil, Agus diasuh oleh neneknya. Untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup Agus dengan kekurangan fisiknya berjualan obat-obatan herbal dari satu tempat ke tempat lain. Namun sebelum itu, Agus pernah menjadi pemulung bahkan memakan sisa makanan yang ada di sampah, begitu ungkapnya saat ditanya mengenai kisah hidupnya. Bukan hanya itu, Agus juga terjerumus dalam kehidupan preman yang ada di Kaltim sana, meminum minuman keras dan juga dunia rokok menjadi kehidupannya. Namun setelah bertemu dengan seseorang yang mengajaknya untuk hidup di Pesantren salaf di Balikpapan semua ditinggalkan dan mulailah ia menjual obat-obatan herbal dengan penghasilan yang lumayan 300 ribu/hari. Hidup itu memang penuh tantangan dan warna! Agus tak pernah patah semangat. Walaupun ibunya meninggalkannya entah pergi kemana, namun Agus selalu berpikiran positif dengan rencana Allah SWT. Bahwa Allah akan memberikan rencana yang indah dalam hidupnya...!!  Terus berjuang untuk Agus....kibarkan karyamu dan terbanglah menjadi manusia yang terbaik. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar