Rabu, 07 Desember 2011

Cerbung..


My Friend, My Love

 “iya bun, Nevhi disini baik-baik aja kok!”
“kok kamu nggak pulang-pulang sih sayang? Betah ya di kos?”, suara bunda Nevhi terdengar di seberang sana.
“kan sekolah Nevhi belum libur bunda sayang!”, jawabnya sambil menyisir rambutnya yang lurus.
“Nevhi...dari tempat kost kamu ke rumah kan hanya 2 jam, kalau bisa sabtu kamu pulang ya sayang!”
“iya bunda! Kalau sempat Nevhi pulang deh.”
“ya sudah kalau begitu, hati-hati ya sayang!”
“iya bunda, salam buat ayah!”
“iya, nanti bunda sampaikan”
Setelah menutup telepon, Nevhi segera beranjak dari kamarnya bersiap untuk berangkat ke sekolah. Setelah yakin kalau kamarnya terkunci rapat, segera Nevhi keluar dan mengeluarkan mio kesayangannya yang berwarna merah. Terlihat mama Yani, sang empunya kos sedang menyapu halaman yang penuh dengan daun-daun berjatuhan.
“mama, Nevhi sekolah dulu ya!”, pamit Nevhi pada mama Yani
“ya, hati-hati ya sayang!”
“oke ma,,da...da..mama!”, Nevhi melajukan motornya.

# # #

“eh Nev, kok kemaren gue sms nggak dibales sih?”, sapa Alya pada Nevhi yang sudah menantinya di parkiran sekolah mereka. Karena peraturan mereka, siapa yang datang duluan harus menunggu yang belum datang di parkiran.
“gimana mau bales, pulsa aku nol rupiah!, udah ngerjain english belom?”, Nevhi mencubit pipi Alya.
“sakit tau! udah dong, ya nggak maulah dikeluarin sama miss perfect..hahaha”, mereka tertawa lepas
“ke kelas yuk!”, ajak Nevhi
“yuk”
Mereka berdua melangkahkan kaki menuju kelas. Sebagian murid selain mereka sudah datang dam membuat keributan di kelas.
Puspita Nevhi Atmaja dan Alya Athira Novansa memang sudah sangat dekat semenjak SMP, setelah lulus mereka memutuskan untuk satu sekolah lagi dan sepakat untuk masuk ke jurusan IPS di SMA yang sama, karena mereka sama-sama menyukai ilmu bumi dan sangat kebetulan, mereka selalu sekelas sampai saat ini kelas XII SMA. Alya yang sangat aktif di OSIS di bagian kesenian, selalu memberikan berita untuk semua murid yang berbakat dalam kesenian jikalau ada lomba-lomba. Dan Nevhi yang cerewet dan bawel, sangat pas bila saat ini dia memegang jabatan sebagai wartawan untuk MASKOL alias majalah sekolah mereka. Dan keduanya tidaklah asing bagi siswa-siswi SMA Nusa Bangsa ini.
 “sssstttttt,,,,,,!”, Nevhi yang baru saja datang tiba-tiba mendiamkan keributan di dalam kelasnya.
 “kenapa nev?”, tanya Andi, ketua kelas XII IPS 2
 “Ngga apa-apa, kita mau lewat aja”, jawab Nevhi santai dan membuat Alya tertawa lepas
 “Ada-ada aja sih”, bisik Alya
 “Huhuhuhuhhuhuhuhu,,,,,,,,”, teriakan anak-anak kelas serentak
Nevhi hanya tertawa.
Selang 5 menit setelah mereka masuk ke dalam kelas, pelajaran bahasa inggris dimulai. Kelas pun menjadi tenang karena guru yang mengajar mereka merupakan guru killer bagi mereka. Jadi tak seorang pun yang ingin bermasalah dengan Bu Nanny.
           

# # #

“Untuk majalah bulan depan, kita akan mewawancarai Davin kapten basket yang baru saja menjuarai pertandingan basket se-kota kita ini, kemudian Devina yang sekolah sambil bekerja dengan menjadi model dan satu lagi Pak Jaya, bagaimana pandangan beliau tentang majalah kita, jadi disini saya akan membagi tugas, Desi untuk Pak Jaya, Lina untuk Devina, dan Nevhi untuk Davin, oke? Sepakat?”
“Bar, memangnya nggak ada orang lagi ya yang bisa aku wawancarai selain Davin, atau tukeran gitu?”, protes Nevhi.
“Kayaknya sih nggak ada lagi dan nggak bisa Nev, semua sudah dibagi dan nggak boleh ada yang membantah!”, jawab Akbar dengan jelas
“Siapa tau aja CLBK Nev!”, celetuk Weni
“Tau apa loe?”, bentak Nevhi yang memang sangat sensitif, kalau ada yang mengungkit-ungkit hubungan dia dengan Davin satu tahun silam.
“Udah..udah...kontrol emosi kamu Nev!”
“Gua nggak suka ya, kalo ada yang ngomongin hubungan gue sama Davin”, Nevhi memperjelas
“Ya sorry, gua nggak maksud”, ujar Weni cuek dan membuat Nevhi ingin mengacak-acak rambutnya.
“Oke kita lanjutkan.....bla....bla.......”

# # #

Setelah rapat, Nevhi berjalan menuju kantin. Alya sudah menunggunya disana.
“Kenapa loe Nev? Kusut banget tuh muka”, tanya Alya seraya menyeruput es teh di hadapannya.
“Bete gue, Weni cari masalah sama gue”
“Cari masalah gimana?”
“Biasa, ngomongin yang bikin gue sensi banget”
“nggak sengaja kali Nev, loe jangan gitulah...”, Alya paham apa yang membuat sahabatnya bisa sesensi itu dan berusaha membuat dingin suasana
“Ya mungkin gitu, tapi kan loe tau banget, gua paling nggak suka kalo ada yang ngomongin hubungan gue sama kodok satu itu”
“Kan gue yang tau, orang lain belum tentu tau dan ngerti gimana loe kan?”
“Emang loe my best friend banget al, aku padamu deh, hahaha....”, keduanya tertawa lepas saling bercanda
“Ada maunya aja, baru aku padamu, huhu...dah cepetan baksonya dimakan, keburu bel masuk ntar”

# # #

“oke bisa, siapa ntar yang wawancara gue?”, tanya Davin pada Akbar saat berpas-pasan di kantin
“Nevhi, nanti dia yang wawancara kamu Vin”
“Oh, Nevhi? Tapi gue bisanya di rumah nggak apa-apa kan? Soalnya gue ada acara, jadi ntar langsung pulang”
“Oke, ntar gue sampein ke Nevhi, jam berapa loe bisanya?”
“Hmm, jam 5 sore lah, gue bisa!”
“Oke, thanks ya bro!”
“Yupz”

# # #

“Ntar bisa anterin gue kan Al?”, tanya Nevhi ke Alya di mobil dalam perjalanan pulang
“Kemana?”, jawab Alya yang tak menoleh sama sekali ke arah Nevhi karena pantang baginya, selama nyetir mobil tolah-toleh selain ke depan.
“Ke rumah Davin”
“Kok ke rumahnya sih? Emang nggak bisa apa wawancara di sekolah?”
“Kata Akbar nggak bisa, Davin ada acara abis sekolah jadi dia pulang cepet, dan baru bisa diwawancarai ntar jam 5 sore”
“Jam 5? Gue nggak bisa sayang, loe tau kan setiap jam 4 sore hari selasa gue harus nemenin mami ke tempat fitness, jadi sorry banget ya Nev”
“Ya udah deh, gue sendiri aja”
“Loe nggak apa-apa kan say kalo sendiri?”
“Nggak kok”
Alya melajukan mobilnya untuk mengantar Nevhi.

# # #
“Vin, kok Nevhi nggak pernah main ke rumah lagi ya?”, Tanya mamanya
“Kan sudah dibilang dia lagi sibuk ma! Jadi nggak sempet kesini”
“Tapi kan setidaknya sekali-kali main ke rumah, mama jadi kangen aja sama Nevhi”
Davin mencoba tak menggubris apa kata mamanya. Apa harus dia mengatakan kalau dirinya dan Nevhi sudah tak ada hubungan lagi? Padahal mamanya sudah menganggap Nevhi seperti anakn ya sendiri bahkan sepertinya lebih menyayangi Nevhi daripada dirinya dan Eza adiknya yang masih kelas 6 SD.
“Kamu sama Nevhi baik-baik aja kan saying?”
Akhirnya pertanyaan yang “ditunggu-tunggunya” terlontar dari mulut mamanya.
“Iya dong ma, Davin sama Nevhi baik-baik aja kok!”, jawab Davin terlihat gugup. “kalo jadi sih, mungkin ntar sore Nevhi kesini ma!”
“Beneran kamu? Ya sudah mama mau nyiapin singkong keju kesukaan Nevhi dulu”
 “Hufh”, Davin bernafas lega.
# # #

“Permisi,,,”
Seseorang yang tak asing lagi membukakan pintu untuk Nevhi. “eh,,non Nevhi, lama nggak kesini lagi, sudah hampir 3 bulanan ya non”
“Eh...iya bi, bibi apa kabar?”, Nevhi berusaha menenangkan dirinya yang terlihat agak gugup.
“Baik atuh non, masuk yuk non!”
“Siapa bi?”, teriakan dari dalam, dan itu pasti suara Tante Sherly, mamanya Davin
“Ini nyah, ada non Nevhi”
“Siapa? Nevhi?”, Tante Sherly tiba-tiba keluar dari ruang keluarga
“Ya ampun...Nevhi apa kabar sayang? Kok nggak pernah main kesini lagi sih? Tante kangen banget sama kamu, tadi kata Davin sore ini kamu mau maen kesini, jadi tante udah siapin singkong keju kesukaan kamu. Ayo masuk!”
“Iya tante, Nevhi baik-baik aja kok. Sekarang Nevhi banyak tugas tante, kan sudah kelas 3 tan”
“Iya, Davin juga sudah cerita, kalau kamu banyak tugas, makanya nggak sempat kesini ya? Sampai-sampai waktu Davin masuk rumah sakit seminggu kemaren itu, dia nggak bolehin tante nelpon kamu, katanya kamu sibuk banget gitu”
“Davin masuk rumah sakit tan?”, Nevhi terlihat agak kaget
“ma.., keju yang di kulkas kok habis ya?”, tanya Davin yang baru sadar kalau ternyata Nevhi sudah datang. “Ayo cepetan masuk, tugasnya numpuk ni!”, Davin menarik tangan Nevhi menuju gazebo belakang rumahnya.
“Ya sudah tante bikinin kamu singkong keju kesukaan kamu ya sayang, tante mah masih inget kesukaan nevhi”
“Oh iya tan, makasih”
# # #
“Apaan sih! Sakit tau!”, Nevhi mengelus tangannya yang habis ditarik Davin kuat.
“Maaf!”
Keduanya saling diam. Tak ada yang bersuara sama sekali. Entah apa yang mereka berdua pikirkan, apakah mencoba mengenang kisah mereka, atau menyesal dengan pertemuan ini.
“Hmm....”, keduanya saling bersamaan
“Kamu dulu aja deh”, ujar Davin
“Kita langsung aja wawancaranya, aku nggak punya banyak waktu!”
“Oke!”
Keduanya tak seakrab dulu, semuanya berjalan dengan kondisi yang berbeda dari yang pernah terjadi di antara mereka. Agak kaku dan tak bersahabat.
Nevhi membuka tasnya dan merogoh alat perekam yang sudah dibawanya dari rumah. Dan juga membuka kertas, tentang bahan yang akan ditanyakan ke Davin.
Waktu 20 menit cukup kiranya untuk Nevhi mewawancarai Davin. Ingin rasanya, Nevhi cepat-cepat meninggalkan rumah Davin.
Tante Sherly datang membawa singkong keju buatannya. “Ini singkongnya, dimakan ya sayang”
“Iya tan, jadi ngerepotin tante nih”
“Mama nggak pernah merasa di repotkan sama kamu, iya kan ma?”, Davin minta persetujuan dari mamanya.
“Iya atuh, tante mah seneng neng geulis Nevhi bisa main kesini lagi, ya sudah dimakan dulu, tante tinggal ke dalam ya”
Iya tante, makasih banyak”, Nevhi tersenyum.
Dimakan Nev!”, Davin mempersilahkan dengan sikap yang dingin.
Nevhi mengambil potongan singkong keju di depannya, tanpa menanggapi tawaran Davin. Selesai melahap satu potongan singkong keju bikinan Tante Sherly, Nevhi pamit pulang.
Aku pulang dulu, dah mau malem”, nevhi beranjak dari tempat duduknya.
“Nev!”, Davin menarik tangan Sherly. “Plis, jangan pulang dulu!”,pintanya
Nevhi menarik tanganya cepat.
Aku harus pulang Vin, banyak yang harus aku kerjakan”
“Plis Nev, kamu mau temenin aku keluar kan, malam ini aja kok, aku kangen masa-masa dulu sama kamu, setelah itu aku janji nggak bakal ganggu kamu lagi!”
Semua sudah berakhir Vin, nggak ada lagi masa-masa dulu, semua sudah terhapus”
Semuanya nggak bisa dijelaskan Nev!
“Aku nggak butuh penjelasan lagi, semuanya sudah cukup jelas buat aku. Kamu lebih memilih Manda daripada aku. Aku pulang!”, kaki Nevhi baru saja menuruni tangga pertama dari atas, Davin menarik tangan Nevhi untuk yang kedua kalinya.
Plis, aku mohon Nev! Untuk malam ini aja, selebihnya aku nggak akan ganggu kamu lagi”, suara Davin terisak.

Akankah Nevhi memenuhi keinginan Davin??? Apakah masih ada rasa di sana, jauh di lubuk hati Nevhi??? To be continued,,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar